My Little Angel

My Little Angel

Friday, October 31, 2008

Our Princess (part3)


Ini fotonya dedek yang paling baru. Buat Ci Devi, ini keponakan mu yang cubi dan caem ^_^

Thx banget atas dukungan moral dan doanya dari jauh. xie xie...

Our Princess (part2)

Menjelang sore saat Hie, Vie dan Emak sedang ada di kamar temenin Vie tiba-tiba mendengar suara tangisan bayi dari lantai 3. Hie waktu itu lagi di toilet (dalam kamar ada toiletnya), juga mendengar suara tangis bayi yang begitu menggelegar! Emak bilang ke Vie, itu pasti anak bayi yang kemarin lahir. Suaranya gede banget, tambah Emak lagi. Waktu Hie keluar dari toilet juga pikir seperti itu. Namun Vie bilang ke Hie dan Emak, itu pasti suaranya dedek.

Dalam hati penasaran juga. Masa sih dedek yang baru lahir bisa nangis kek gitu? Buru-buru Hie naek ke lantai 3. Dari kaca liat, ada seorang bayi lagi nangis dengan begitu histerisnya! Mata Hie melotot seakan tak percaya, itu bayinya kita. hahahaha.... ^_^

Hie buru-buru panggil suster. Rupanya semua suster lagi ganti shif kerja. Gak lama naik 2 orang suster sambil membawa panci besar. Mereka baru selesai rebus botol dot. Hie baru sadar, mungkin dedek nangis karena udah laper. La wong di perut mamanya aja jago makan kok! Kalo lagi doyan, Vie sekali makan 1 batang silverqueen langsung entek! hihhihihi... ^_^


Berhubung ada pembatas kaca, jadi cuma keambil gambar aja, gak ada suara. Tapi menurut Hie sih kira-kira dedek bilang begini :

"WOIIII... udah laper neh! Dari kemarin sibuk panggil aku keluar, sekarang udah keluar kok gak dikasi makan sih?! SUSTERRR!!!! Mana cucu ku...?"

hihiihiii... ^_^

Hie dan Vie mewakili keluarga mengucapkan banyak terimakasih kepada teman2 dan saudara yang uda banyak memberi semangat dan doa. Sekali lagi, xie xie...

Our Princess (part1)

Ini hari kedua Vie dirumah sakit. Pagi ini setelah selesai suapin Vie makan bubur, Hie cabut dari RS untuk pulang mandi, makan, sembahyang, dan tentunya sempatin untuk posting dulu. ^_^ hihihi... karena yang namanya kabar bahagia musti dibagi-bagi ke semua orang. Biar semua pada keciprat rasa bahagia itu. hahaha... ^_^

Pada tanggal 30 Oktober 2008, pukul 11.23 lahirlah putri kami yang cantik. Dengan nama Ayoka Stefri Zheng di RS. Eva, berat badan 3 kg dan panjang 49 cm.

Monday, October 27, 2008

Our 1st Wedding Anniversary


Tanggal 17 Oktober kemarin, adalah Hari Ultah Pernikahan Kami. Ngak terasa waktu lewat begitu cepat. Sudah 1 tahun kami menjalani kebersamaan. Sebentar lagi akan hadir anggota baru dalam keluarga kami. Menurut perkiraan Dokter kandungan, Vie akan melahirkan pada tanggal 31 Oktober ini. Sungguh senang dan antusias menunggu tibanya saat itu. Nama dan perlengkapan anggota baru pun telah kami persiapkan karena telah mengetahui jenis kelaminnya melalui USG.
Mohon doa dari teman sekalian agar semuanya dapat berjalan lancar. Semoga Para Buddha selalu memberkati pernikahan Kami. Semoga Kami bisa menjalani & membina rumah tangga yang Damai.

Friday, October 10, 2008

Menghitung Tiap Detik yang Berlalu

Sekarang ini bagi Hie dan Vie setiap detik yang lewat menjadi begitu berarti. Karena tiap detik yang berlalu itu bisa menjadi moment yang indah bagi kami berdua, yakni "Kelahiran si Junior" ^_^

Hampir setiap malam Hie dan Vie selalu melihat ke perutnya Vie yang semakin besar. Ada perasaan gak percaya kalo sebentar lagi akan ada junior yang akan meramaikan rumah kita.

Hie sering merasa kalo waktu itu berjalan terlalu cepat. Tapi untuk urusan menanti kelahiran junior, rasanya waktu kok gak jalan-jalan ya...?? hihihi... ^_^

Dalam setiap doa yang terucap, Hie dan Vie selalu mendoakan agar proses kelahiran junior bisa berjalan dengan lancar. (Semuanya bantu Doa ya, Thx) Oh ya, Sabtu ini Vie akan cek-up ke Dokter untuk yang terakhir kali. Karena menurut perkiraan Dokter, junior akan lahir antara tanggal 11 Oktober sampai 30 Oktober ini. Sekali lagi, semoga semuanya berjalan dengan lancar. amien...

Thursday, October 9, 2008

Kritikan

Sejak pulang dari kegiatan Camp bersama Muda-i Vihara di Danau Lau Kawar masih ada 1 hal yang menjadi pikiran Hie. Bukan karena kesan indah dari pemandangan Lau Kawar. Tapi mengenai kelayakan daerah itu disebut sebagai daerah kunjungan wisata.
Seperti tampak pada gambar disamping, ada tulisan yang menerangkan kalau Danau Lau Kawar adalah daerah kunjungan wisata (tempat bertamasya). Foto ini diambil tepat dihari kita berkunjung kesana. Lokasi pamplet itu pas ada di depan lokasi kita berkemah.
Tapiii... kenyataannya menurut Hie, Lau Kawar belum pantas disebut sebagai daerah wisata. Karena masih banyak (sebagian) penduduk setempat yang tidak siap dengan kondisi ini! Kenapa Hie bisa berargumentasi seperti itu? Itu disebabkan Hie melihat dan merasakan langsung tanggapan (sebagian) penduduk setempat yang tidak welcome kepada turis. Bukannya Hie dan rombongan merasa itu turis loh... Cuma yang namanya pendatang, datang ke suatu daerah pasti dong harus mendapatkan sambutan yang hangat.
Disini Hie tidak sedang mengkritik kondisi jalan menuju ke Lau Kawar yang sedikit rusak, atau jalan masuk yang berlubang mirip kubangan, atau lokasi yang jorok dan banyak sampah. Melainkan masalah sambutan yang diberikan oleh masyarakat setempat.
Hie bagi sedikit cerita ya, begitu tiba sebagian Muda-i ada mencari ranting yang berserakan dan dikumpul tepat di belakang tenda. Tujuannya adalah agar malam bisa digunakan untuk membuat api unggun. Baru saja selesai dikumpulkan, datang 2 orang pemuda dan duduk didekat kumpulan kayu itu. Tanpa komentar lalu 'ngeluarin mancis dan membakar tumpukan kayu-kayu itu. Padahal dari awal mereka udah 'ngeliat kita sedang sibuk ngumpulin kayu itu, jadi gak ada alasan dong kalo mereka bilang mereka gak tau itu kayu siapa. Lah wong tumpukan kayu itu tepat ada dibelakang tenda kita. Trus 2 orang pemuda itu (yang menurut Hie "tidak berotak" itu) juga gak mikir kalo api yang ditimbulkan oleh kayu-kayu itu cukup besar dan bisa membuat tenda terbakar. Peserta camp udah pada sibuk dan ribut ke Hie. Hie bilang tenang aja, kalo mereka ganggu kita baru maju. Terus, peserta duduk sambil ngobrol. Lalu Hie keluarin pisau lipat dari tas pinggang. Sambil meraut kulit kayu yang ditangan sesekali Hie liatin 2 pemuda itu. Gak lama 2 pemuda "sinting" itu pun berlalu dari sana.
Jujur dalam hati, Hie merasa malu dengan kondisi tadi. Karena Hie adalah tipe orang yang sangat mencintai alam sekitar dan suka memperkenalkannya kepada orang lain. Hie aja yang orang lain cinta sama Lau Kawar, masa mereka yang punya kampung mala ngak?!
Sambutan yang negatif itu belum selesai sampai disitu. Setelah tenda dan dapur selesai didirikan, sebagian peserta sibuk mengambil foto disekitar Danau. Nah, disini peserta banyak mendengar omongan dengan kata-kata "hok kien" yang dipelesetin sama pemuda-pemuda setempat yang juga sedang ramai disana. Trus ada sebagian Muda-i datang ke Hie dan cerita masalah itu, Hie nasehatin mereka untuk diem aja. Hie juga bilang, biasanya orang yang suka begitu adalah orang-orang yang TIDAK BERSEKOLAH! Muda-i cuma senyum-senyum dan kembali ke pinggiran danau untuk berfoto-foto ria. Kejadian dengan kata-kata "hok kien" yang dipelesetin untuk manas-manasin kita juga terjadi saat kita lagi main lompat tali.
Menurut Hie sekarang ini udah gak jaman deh saling 'ngejek memakai bahasa suku tertentu! Lagian apa ada untungnya ya? idiiihhh... Mungkin mereka yang melakukan itu adalah orang-orang yang gak tau kalo zaman udah berubah. WOooiiiii, ini bukan zaman batu lagi! pingin banget Hie jerit begitu di telinga mereka itu!
Yang lebih parah adalah : ada begitu banyak orang yang mabuk di lokasi kita camp. Bahkan ada sebuah warung yang membuka lagu disko keras-keras! bussyettt... ini lokasi wisata ato diskotik? pikir Hie dalam hati.
Saat Hie cerita masalah ini ke supir yang notabene adalah penduduk asli, sang supir langsung mencak-mencak. "Bikin malu saja! Bagaimana kampung kita bisa maju kalo begini caranya?!" katanya dengan nada tinggi. Hie cuma bisa senyum-senyum saja sambil 'ngoper tas ke atas atas bus, karena kita semua emang udah gak betah dan mau pindah ke Sibolangit.
Tiba di Sibolangit yang udah gelap gulita dan hati penuh cemas, tapi masih mendapat sambutan hangat yang jelas sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan di Lau Kawar.
" Kok malam kali kalian datang anak ku...." tanya seorang ibu paruh baya ke Hie.
" Iya, tadi kita kena macet di Lau Kawar..." bohong Hie. Mana mungkin lah dijelasin kalo kita cabut dari Lau Kawar karena gak tahan liat pertunjukkan "LIAR" dari sebagian penduduk setempat.
Hie sangat berharap melalui tulisan di blog ini, ada orang-orang yang juga bisa turut perduli akan masalah ini. Kita adalah sama-sama orang Indonesia, sama-sama ingin Indonesia ini maju, sama-sama iri melihat negara lain yang pariwisatanya bisa begitu maju, seharusnya mari kita sama-sama bergandengan tangan memajukan pariwisata kita yang JAUH lebih bagus dan indah dari negara-negara lain di dunia ini!
MERDEKA!

Tuesday, October 7, 2008

Kedatangan Tamu

Tgl 01 Oktober 2008 kemarin kita kedatangan tamu dari Jakarta. Yang datang itu Cici Vie yang sulung dari Jakarta beserta suami & anaknya. Cici Vie namanya Lyn, suaminya Siong & anaknya Ian Mulya. Hehe...

Dulu waktu kita merit, mereka juga datang tapi waktu itu Ian belum mau kita dekati. Dia cuma mau dekat ama Mama & Papanya aja. Tapi kali ini, dah lain mungkin dah agak gedean kali ya. Pas Vie & Mami jemput di Airport, baru keluar aja Ian dah cerewet. Dah mau kongkou ama Vie. Senang banget dah gitu nampak perut Vie yang besar dia bilang kalo itu bola hehe... Padahal yang di dalam kan Hie Junior tapi maklum aja namanya juga anak" .....

Trus Ian pintar banget lho kecil" dah tau warna dalam B. Inggris lagi. Karena pas kita berhenti di lampu merah, Ian bilang red is stop. Hehe... Jadi Vie tanya dia jadi mau warna apa baru boleh jalan. Dengan ligat Ian pun menjawab Green ... Kalo baca one ampe ten aja gitu lancar trus pas banget Inggrisnya. Dah gitu kalo kita cerita yang dia ngak ngerti pasti ditanyanya lagi "Apa itu?" Hehe...

Cuman kali ini mereka datangnya ngak bisa lama" karena Papanya mau kerja jadi tgl 09 Oktober 2008 dah balik ke Jakarta. Kata Cici Lyn ntar kalo Imlek mau datang lagi biz mereka ngak pernah imlek di Medan. So sampe jumpa ya Ian ....

Monday, October 6, 2008

Hie di Lau Kawar



Pada tgl 1,2 Oktober yang lalu Hie beserta rombongan Muda-i Vihara HE TEK berangkat menuju ke Danau Lau Kawar, Brastagi. Kali ini Vie gak ikutan. Acara kali ini Hie cuma jadi pendamping dan penanggung jawab kegiatan. Karena untuk urusan acara sekali ini Hie serahkan ke Muda-i. Agar ada kesempatan buat mereka belajar. Ya, itung-itung nambah pengetahuan mereka lah...
Acara kali ini banyak banget suka-dukanya. Tapi nilai lebihnya ato positifnya juga sangat banyak.

Acara camping bersama ini dimulai pada tgl 1 Oktober jam 07.30 di depan Vihara HE TEK. Setelah semua berkumpul maka langsung berangkat. Tiba dilokasi semuanya begitu terpesona akan keindahan alam Danau Lau Kawar. Namun menjelang sore harinya kondisi semakin tidak menyenangkan. Karena ada beberapa pemuda setempat yang mabuk dan mulai memberi kesan yang tidak baik ke kita semua. Seperti : maksa minjem gitar, minta makanan, ganggu Muda-i yang sedang bermain, dll.

Akhirnya Hie ambil inisiatif untuk memanggil bus kembali ke lokasi Lau Kawar ini. Hie berpikir resiko bisa semakin besar bila kita tidak cepat bertindak. Emang sih Hie ada tanya-tanya ke beberapa orang disana yang ngakunya sebagai penanggung jawab keamanan dilokasi pariwisata itu. Tapi dari caranya memberi penjelasan, lebih parah dari hansip di film "suami-suami takut istri". Hie pikir, mending kita pindah lokasi camp aja. Toh lokasi camp kita yang pilih, mau pindah atau tidaknya ada ditangan kita sendiri.

Lalu Hie ajak semua peserta untuk berunding. Kesepakatannya adalah setelah dijemput oleh supir bus maka lokasi camp pindah ke Sibolangit. Bus tiba di lokasi Lau Kawar udah jam 18.22. Selama perjalanan semua jalan udah gelap. Ada sedikit rasa kuatir juga dengan kondisi peserta. Hie takut mereka capek. Tapi, TERNYATA... welehhh... welehhh... mereka semua lebih semangat dari pada Hie ^_^

Tiba di Sibolangit udah jam 20.00. Jalan udah gelap. Luar biasanya adalah semua peserta bisa memindahkan semua barang bawaannya hanya dalam 1 kali jalan, dan berjalan sejauh lebih kurang 500 meter untuk sampe di lokasi camp berikutnya. LUAR BIASA! 4 jempol buat mereka semua. Begitu nyampek, langsung mendirikan tenda lagi & masak.



Acara berikutnya adalah makan, ngobrol, tidur, bangun, ribut, makan lagi, makan terus, jerit malam, olahraga, beres-beres barang, turun ke sungai, mandi, beres-beres barang dan kumpulin sampah, sarapan, pulang deh... bye bye Sibolangit... ^_^

[ Liat foto di http://www.mudamudi-hetek.blogspot.com/]