Terhitung sudah sebulan ini aku dan vie begitu sibuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk pesta wedding kami. Dan sudah sebulan ini juga hampir setiap malamnya aku dan vie baru bisa tidur diatas jam 00.00. Bahkan terkadang baru tidur pada pukul 01.00. Benar-benar hari yang sungguh melelahkan.
Sepulang dari kerja, vie masih harus masak. Terkadang kalo emak sudah masak maka vie bisa ada sedikit waktu untuk istirahat. Terkadang kalo aku belum selesai mengajar maka vie dahulu mandi dan menunggu hingga aku selesai bekerja. Setelah makan maka kegiatan mengantar undangan dimulai. Walau gerimis, tak ada kata berhenti.
Saat tiba di rumah, walau badan terasa lelah dan mata telah mengantuk. Kami berdua masih juga harus menulis undangan untuk rute esok harinya. Lebih sering vie yang melanjutkan pekerjaan ini. Karena aku sudah terlalu lelah sehingga lebih sering aku hanya menemaninya sambil tiduran.
Namun selama membagi undangan itu ternyata ada banyak hal yang bisa kita jumpai dan ambil hikmahnya. Sebagai contoh pada tanggal 29 September (Sabtu) aku,vie dan kükü berkeliling mengantar undangan hingga malam hari. Yang pada pagi harinya diisi dengan kegiatan ke Yamano untuk mencari baju pesta yang cocok buat emak. Setelah itu menjemput kükü. Kemudian mobil meluncur ke sunggal, binjai. Ada satu tempat yang kita tuju namun batal mengantar undangan, yang dikarenakan vie lupa mengambil undangannya. Maklum aja karena terlalu banyak yang harus vie ingat, jadinya ada yang terlupakan. Akhirnya undangan itu baru diantar keesokan harinya. Makan siang di rumah makan vegetarian Meranti membuat perut yang telah lama bernyanyi tenang sejenak.
Sepulang dari kerja, vie masih harus masak. Terkadang kalo emak sudah masak maka vie bisa ada sedikit waktu untuk istirahat. Terkadang kalo aku belum selesai mengajar maka vie dahulu mandi dan menunggu hingga aku selesai bekerja. Setelah makan maka kegiatan mengantar undangan dimulai. Walau gerimis, tak ada kata berhenti.
Saat tiba di rumah, walau badan terasa lelah dan mata telah mengantuk. Kami berdua masih juga harus menulis undangan untuk rute esok harinya. Lebih sering vie yang melanjutkan pekerjaan ini. Karena aku sudah terlalu lelah sehingga lebih sering aku hanya menemaninya sambil tiduran.
Namun selama membagi undangan itu ternyata ada banyak hal yang bisa kita jumpai dan ambil hikmahnya. Sebagai contoh pada tanggal 29 September (Sabtu) aku,vie dan kükü berkeliling mengantar undangan hingga malam hari. Yang pada pagi harinya diisi dengan kegiatan ke Yamano untuk mencari baju pesta yang cocok buat emak. Setelah itu menjemput kükü. Kemudian mobil meluncur ke sunggal, binjai. Ada satu tempat yang kita tuju namun batal mengantar undangan, yang dikarenakan vie lupa mengambil undangannya. Maklum aja karena terlalu banyak yang harus vie ingat, jadinya ada yang terlupakan. Akhirnya undangan itu baru diantar keesokan harinya. Makan siang di rumah makan vegetarian Meranti membuat perut yang telah lama bernyanyi tenang sejenak.
Hari Minggu (30 September) perjalanan dimulai dari pagi hari. Setelah emak selesai membuat bekal untuk kita bertiga, perjalanan menuju ke Tandem (lewat Binjai) dimulai. 1 jam 30 menit perjalanan membuat pantatku pegal juga. Ketika tiba kami bertiga disambut sama sodara-sodare yang uda bertahun-tahun tak bersuo. 3 orang sepupu ku yang umurnya tak beda jauh dari ku sedang bermain bersama 3 orang anak mereka masing-masing.
Aku tersenyum saat mereka menertawakan ku. Katanya ahi tak pernah berubah, tetap imut dan caem. (Haha… kata2 yang terakhir aku tambah sendiri ;p) Sepanjang perjalanan pulang tak ada tempat berhenti untuk makan siang. Akhirnya makan siang dilakukan di dalam mobil yang sedang berjalan menuju ke arah Belawan. Vie yang duduk disamping, sesekali menyuapi pak supir yang sedang konsentrasi dengan kemudinya. Sedangkan emak dibelakang sibuk dengan lemangnya (takut gak laku, jadinya ditelan sendiri ^_^)
Rasa lelah dan letih hilang disaat mobil melaju di jalan yang lurus dengan pemandangan di kiri kanan jalan adalah sawah yang terbentang luas. Hati dan pikiran yang kusut, seketika lurus kembali.
Sepanjang perjalanan itu aku terus berpikir. Hari-hari belakangan ini memang terasa begitu melelahkan. Tak ada orang yang bisa membantu untuk memikul tanggung jawab dan pekerjaan ini. Namun sesaat aku juga sadar, ini adalah sebuah proses menuju kedewasaan. Bila aku dan vie bisa melewati hari-hari lelah ini maka dengan sendirinya kedewasaan kami meningkat setingkat lagi.
Sambil tersenyum aku menatap jauh ke depan jalan. Tanganku memegang erat kemudi. Sesekali aku menatap ke kiri dan kanan jalan. Terima kasih Tuhan, karena aku punya 2 orang wanita hebat dan perkasa bak “Wonder Woman” yang senantiasa setia menemaniku untuk lelah & letih pada hari ini…
No comments:
Post a Comment